Thursday, July 26, 2012

Madu pahit

assalamualaikum semua, Nah klo ini ceritanya sih pengen bikin novel..

tapi belum ada terusannya: nyicil yah :D
ini sebuah cerita si pemula,mohon saran dan kritiknya..
saya hanya ingin meyakinkan hati saya ,apakah benar menulis itu seperti ini.??
mohon koreksi dari semua ,terimaksih sebelumnya sudah sudi membaca..

kebun madu
" aku berangkat sekolah dulu ya bu", sambil membawa tiga buku yang hanya ku bawa dalam pelukan,"pagi ini kau sudah minum madu?" ,"sudah bu" jawab ku singkat," madu itu baik untuk kesehatan ,rasanya juga enak kan?" tanya ibuku," iya bu" jawab ku selalu singkat,. " madu itu manis,bayi yang baru dilahirkan juga sudah meminum madu,ibu tahu kau sangat suka iya kan? o ya jangan lupa sepulang sekolah ambil lagi madu-madu yang sudah siap panen dibeberapa pohon kita yah",.. " iya bu" seakan tak pernah bosan kata itu keluar dari mulutku,aku memang tak banyak bicara,ibu dan tetangga ku pun mengakuinya. seakan tak bosan juga setiap hari aku mengkonsumsi madu entah karena aku tahu khasiatnya atau aku hanya menuruti kata ibuku.

teks proklamasi sudah dua tahun yang lalu di bacakan oleh pahlawan proklamator indonesia tercinta.Ditahun yang sama kala aku mulai menjadi wanita baligh yang menurut orang tuaku sudah waktunya di pinang,walau aku tak sepenuhnya mengerti apa yang mereka bicarakan.

Didaerah kami,tepatnya di dusun cimalaka salah satu desa terpencil di daerah Garut ,yang jarang sekali terjangkau kendaraan roda empat, usia dua belas tahun sudah lumrah memasuki pernikahan .

Pendidikan yang hanya diselesaikan sampai kelas dua Sekolah Rakyat membuat ku tak cukup nyali untuk mengungkapkan apa yang aku inginkan,atau mungkin aku pun tak tahu apa yang sebenarnya aku inginkan saat itu,satu yang pasti adalah hidupku hanya sekali pun kehidupan orangtuaku,tak pernah ada pembangkangan dan selalu mengiyakan apa kata ibu itulah baktiku.

pagi itu matahari enggan menemani,padahal waktu dhuhur sejam lagi menyapaku,aku pun beristirahat di saung
dekat sawahku,penglihatan tertuju pada air jernih yang mengalir dari bambu tua yang disangga bambu-bambu lainnya kami memyebutnya talang.tak ku iyakan ajakan air jernih yang merayuku untuk sekedar membelai sejuknya,aku teringat pesan ibuku untuk pulang sebelum dhuhur berkumandang.ibu dan aku akan membuat kesepakatan.

Madu manis

semua sudah berkumpul,aku duduk melipat lututku karena kebaya dan kain samping yang kukenakan membuat ku tak leluasa bergerak,aku tenang,hati ku juga,tepat didepan ku sebuah map diatas meja dan seorang lelaki setengah baya memakai peci hitam yang ada lusuh,sepertinay itu peci kesayangan atau keberuntungan nya aku pun tak begitu meyakini perkiraan ku ,suasana hening tak ada kegaduhan,hanya suara canda anak-anak diluar ruangan yang mencoba menyelinap hening nya ruang tamu rumah ku,semua wajah menunggu ,yang dinanti pun tiba seorang pria tampan yang tidak terlalu tinggi dan juga tidak gemuk,tinggi nya cukup ideal dengan berat badan nya hanya sedikit kumis tipis yang membuat jantung ku berdebar kencang,dia kah calon suami yang dikatakan ibu,tak apalah jika ini takdir ku aku menerima nya ucapku dalam hati,pertama kali dalam hidupku bertemu laki-laki yang membuat ku merasakan "sesuatu".

sejak hari itu kehidupan ku menjadi berbeda,aku jadi periang senang menyapa,senang berdandan dan senang sekali berbicara,apapun yang kualami selalu aku utarakan pada ibu,saat aku menemui nya di rumah kami dulu.ibuku sangat senang melihat perubahan ini,sampai suatu hari....

maaf cerita ini agak panjang,.. dan saya belum mempunyai cukup waktu
untuk melanjutkan nya.. ( berebut dengan karir saya yang lain,karena saya juga merangap koki,guru anak saya,
dan juga manager pemasaran dan asisten pribadi suami.. hehe) my fiksi

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah berkunjung, silahkan berkomentar dengan sopan, dan lucu *loh

dan jika berkenan dengan nama dan alamat Blog yang benar
Supaya memudahkan saya untuk bersilaturahmi kembali.ke Blog Kamu