Tinggal klik

Tinggal Klik

Masih segar dalam ingatan, sesegar es cendol yang selalu saya bayangkan saat berbuka puasa dirantau sekarang ini. Sekitar lima belas tahun yang lalu ketika menamatkan sekolah menengah pertama, dimana belum ada fasilitas komunikasi yang cepat saat itu. saya berkomunikasi dengan kakak dan juga seorang keponakan sebaya yang berada diluar kota , dengan surat menyurat. Dimana saat itu seorang pak pos menjadi idola yang sering ditunggu-tunggu.  Atau kadang orang tua saya menitipkan pesan pada tetangga yang kebetulan akan pergi ke kota tempat dimana kakak saya itu tinggal, untuk sekedar berkirim kabar.

Rasanya lama sekali proses pengiriman dan penerimaan pesan itu. kadang waktu pun terasa seperti gerakan slow motion. Sampai kadang berita yang sangat penting pun kami harus merelakannya untuk terus diulur waktu. Pernah suatu ketika anak dari seorang kerabat ibu , mendapatkan surat lamaran kerja yang sudah  expired betapa sedih dan kecewanya dia saat itu.

Mungkin pengalaman itu tidak terjadi bagi orang-orang yang tinggal dikota besar. tetapi sebagai seorang anak desa seperti saya, pengalaman itu dirasakan sangat membekas dalam ingatan. Maklum saja saya kala itu tinggal di sebuah kota kecil bagian dari sebuah desa di kabupaten Garut.

kehidupan terus berjalan

Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi dan kemajuan zaman yang tidak bisa kita hindari. Kita pun terperangkap dalam dunia informasi serba cepat. Setelah saya memutuskan untuk pindah sekolah dari sebuah kota kecil di garut dan hijrah ke sebuah kota industri di Banten, kemajuan demi kemajuan teknologi sangat pesat saya rasakan.

dimulai dari mudahnya komunikasi lewat media telepon, sampai pada saatnya dimana telepon selular menjadi trend yang tidak bisa dipisahkan dari berbagai kalangan. Mulai dari strata sosial yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Telepon genggam atau yang biasa kita sebut dengan handphone pun tak luput menjadi incaran para peminatnya termasuk anak-anak.

My career on internet

Setelah menamatkan sekolah, dan bekerja saya pun akhirnya harus berserah pada takdir dan memutuskan untuk menjadi seorng ibu rumah tangga. Dan ternyata pengalaman yang sangat berharga dan tak terduga, hadir bahkan bukan saat saya bekerja diluar rumah.

Prosesnya seakan dibuat mudah. Dulu saya berfikir bahwa menjadi seorang ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang biasa, yang tak memerlukan pemikiran khusus, tak perlu berilmu dan berpengetahuan luas. Ternyata saya salah besar. Seorang ibu rumah tangga dituntut sebagai Manager keuangan yang handal, dokter spesialis yang terpercaya, dan dosen yang berpengalaman. Dan juga Trend setter bagi anak-anaknya. Mother is so amazing career of the world.

 Teknologi Informasi  dan komunikasi juga sudah digunakan pada  sekolah anak pertama saya yang sudah menginjak kelas empat, hubungan orang tua dan guru juga sekolah,  kami menggunakan sebuah web parent yang berguna untuk menjalin komunikasi ideal agar anak lebih aktif dalam mengikuti pelajaran . Dalam sebuah web parent berisi segala aktifitas yang berhubungan dengan seorang murid, absensi, kenakalan, nilai dan juga pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Atau pun untuk sebuah soal ujian. kami biasa mengkomunikasikannya lewat email.

Jadi mau tidak mau, seorang ibu pula lah yang aktif memeriksa dan mengupdate apa saja yang terjadi pada sang anak di sekolah. sungguh sangat membantu bagi saya, karena tanpa ditanya langsung sekolah akan selalu melaporkan apapun yang terjadi pada anak anak kita ketika berada disekolah.
  
Belum lagi manfaat jejaring sosial yang sangat mempermudah penggunanya untuk berbagi informasi apapun yang dikehendaki. Dan dengan siapapun. Tak cukup sampai disitu kecanggihan teknologi menjamu para penggunanya untuk larut dalam dekapan hangatnya. Dengan segala fasilitas layanan yang serba cepat.

Saya pun banyak menggunakan fasilitas internet untuk menambah wawasan dan bergabung dalam beberapa komunitas orang tua yang bekerja di rumah. Mulai dari komunitas menulis, yang sampai saat ini bisa menghasilkan beberapa buku. Sangat menyenangkan mendapati nama saya ada dalam sebuah buku, walau masih sebuah buku antology. Dan semua itu saya lakukan hanya dari rumah tanpa harus bertemu dan berdiskusi langsung.

Komunitas ibu yang pintar memasak , berbisnis dan bisa mengelola bisnisnya dari rumah, dan juga menghasilkan uang , dan lain-lain. Yang semuanya itu hanya bermodal satu "klik" saja. Sungguh sangat menyenangkan bisa mengisi waktu  bergulat dengan kehidupan keluarga tetapi juga mengisi sisi pribadi  berkumpul dengan para ibu yang hebat.

My love
 
Dampak yang tak kalah hebatnya yang saya rasakan adalah saat kini, walaupun saya merantau di sebuah negara maju seperti Abu dhabi , saya tidak merasa sendiri dan jauh dari keluarga. saya bisa memanfaatkan kemajuan dunia telekomunikasi dengan memanfaatkan beberapa jejaring sosial yang marak belakangan ini. kami bisa bertukar foto terkini. perkembangan anak-anak yang bisa langsung dinikmati neneknya yang berada di indonesia.

Saya masih bisa mengobrol dengan kakak yang juga merantau di Qatar. atau sesekali webcam dengan keponakan dan keluarga lainnya.  semua dilakukan tanpa hambatan hanya "tinggal klik klik" saja.

Tentunya perkembangan era digital ini sangat rentan jika berada ditangan yang salah. Memberi pengertian tentang agama pada anak dan juga memperdalam agama untuk saya pribadi adalah keperluan primer yang tidak kalah pentingnya.

berharap agar semua yang kita jalankan didunia maya atau pun nyata banyak membawa kita menjadi insan yang bisa memilah hal yang sesuai atau tidak dengan ajaran agama. Dengan dukungan dunia digital pada umumnya. Karena banyak sekali kontens yang bisa kita pilih dalam usaha kita memperdalam agama, seperti ceramah online, alquran online dan lain-lain.

Semoga kita selalu menjadikan perkembangan pesat era digital sebagai pengembangan diri yang lebih baik, untuk kemajuan zaman.
lomba dan kuis

Tulisan ini diikutsertakan dalam kontes blog Fastron Blogging Challenge