Monday, September 16, 2013

Pesta Cinta


Oleh-oleh mudik kemarin sangat menyenangkan. Di rumah saya mendapati beberapa bingkisan hasil lomba, dan sepertinya beberapa media juga memberi majalah tanda terbit. Wahh senangnya bisa baca-baca gratisan.

Bahkan baju lebaran hasil saya mengikuti GA juga ada, lebaran jadi gak beli baju deh.. Enggak juga beli tetep harus haha

Dari beberapa majalah gratisan itu lagi-lagi ke tiga kalinya ada tulisan saya di POTRET, tulisannya udah mulai lupa yang mana, karena saya kalau kirim suka dilupakan supaya saya enggak berharap. Tapi ternyata owh ternyata diterbitkan juga , seneng dong karena saya mulai menyukai narsisisasi .

Setelah dilihat-lihat file yang lalu ini OPINI lengkap tulisan yang terbit di POTRET itu. Pengirimannya sama ke Potret.ccde@gmail.com.

Pesta Cinta

Heboh!! Hampir semua media berlomba-lomba memberitakan adanya permen karet pembangkit gairah seks. Setelah sebelumnya kondom mejadi barang yang tabu, kemudian pemerintah dan anehnya melalui mulut seorang menteri mensosialisasikan untuk di konsumsi anak muda. Kini, Indonesia di ramaikan dengan permen karet yang bila di konsumsi oleh wanita bisa mengakibatkan gairah untuk berhubungan seks menjadi tinggi.

Ditambah lagi munculnya permen karet ini hadir menjelang perayaan Valentie tanggal 14 februari. Dimana bagi sebagian pasangan menjadi ajang pembuktian cinta kasih. Parahnya lagi permen itu di konsumsi bukan pada pasangan suami istri melainkan dipakai kalangan muda-mudi yang belum ada ikatan perkawinan. Pasangan kekasih biasanya akan merayakan valentine dengan saling bertukar hadiah. Coklat, bunga, dan yang paling mengkhawatirkan di beberapa kota besar menjadikan valentine menjadi hari perayaan cinta.

Jadi seorang perempuan di minta menuruti apapun yang diinginkan laki-laki sebagai tanda cinta. Apapun, termasuk berhubungan layaknya suami istri.Tentu ini adalah salah satu kemerosotan moral yang menimpa kaum remaja. Sebagai seorang ibu, Saya merasa ada hal yang harus dihentikan. Ada bola salju yang menggelinding, makin lama makin besar dan siap menghantam masa depan remaja kita, yang adalah anak cucu kita. Miris rasanya saat membaca semua berita yang disajikan media. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat 62,7 persen remaja sudah tidak perawan lagi. Hal itu disampaikan Falahi pada acara Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja, Senin(12/11/2012) di Hotel Bumi Asih, Palembang. Menurutnya, hasil penelitian tahun 2008 tersebut menyebutkan bahwa dari 4.726 responden siswa SMP/SMA di 17 kota besar menunjukkan bahwa 62,7 persen tidak perawan, 21,2 persen mengakui pernah melakukan aborsi. “Perilaku seks pada remaja tersebut tersebar terjadi di kota dan desa pada tingkat ekonomi kaya dan miskin,”kata Falahi (seperti dikutip dari Tribunnews.com).

Tentu saja data tersebut membuat semua orang tua merasa was-was dan galau. Apalagi derasnya gempuran kebudayaan barat membuat para remaja kehilangan jati diri. Setiap orang tua dalam setiap keluarga harus mulai memasang lampu kuning dan alarm tanda bahaya. Agar anak-anaknya tidak terjerumus dalam perbuatan-perbuatan yang dilanggar agama. Tak ada tawar menawar lagi untuk keadaan darurat ini. Agama adalah satu-satunya jalan untuk meluruskan para remaja yang sudah tersesat kejalan yang salah. Perlunya peran setiap keluarga untuk menanamkan rasa malu, malu untuk berbuat dosa, mendekati zina, apalagi sampai berzina.

 Perlunya penanaman akhlak dan benteng yang kuat. Bahwa Perempuan itu MAHAL, dan jangan pernah mudah untuk tergoda akan bujuk rayu laki-laki yang bermulut manis yang hanya menyodorkan sebatang coklat. Penyampaian bahaya akan berhubungan seks di usia dini juga perlu lebih di sosialisasikan. Apalagi jika dilakukan dengan pasangan yang berganti-ganti. Beberapa penyakit mengintai mereka. HIV, penyakit kulit dan lain-lain. Dapat mengancam kehidupan dan nyawa mereka. Lantas masa depan seperti apa yang terbayang oleh kita sebagai orang tua. Keluarga, masyarakat dan juga pemerintah harus turut andil bekerja sama dalam menghadapi keadaan ini. Para remaja disediakan berbagai fasilitas untuk melakukan kegiatan positif seperti olahraga, rohis, kesenian, dan komunitas positif lainnya. Agar tercipta pemuda yang kreatif mandiri dan bermartabat.

6 comments:

  1. Tulisannya memang bagus dan layak untuk di terbitkan

    ReplyDelete
  2. ngeri memang memabayangkan pergaulan anak2 sekarang, dan yg pasti peran org tua menjadi tambah berat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mak, haduh harus kuat kuat menjaga mereka ya mak semoga aja anak2 kita termasuk anak2 yang sholeh dan sholehah.

      Delete
  3. Anak zaman sekarang tantangannya lebih gede ya, Mak. Kita sebagai orangtua harus mendidik anak sesuai zaman. Btw. selamat atas dimuatnya tulisan ini. Kapan-kapan pengin kirim juga, ah, ke Potret. :D

    ReplyDelete
  4. aduh kok sy baru tahu ada permen karet begitu *bener2 emak gak updet berita* :(
    selamat untuk hadiah2nya ya mbak hana ^_^

    ReplyDelete

Terimakasih sudah berkunjung, silahkan berkomentar dengan sopan, dan lucu *loh

dan jika berkenan dengan nama dan alamat Blog yang benar
Supaya memudahkan saya untuk bersilaturahmi kembali.ke Blog Kamu