Masih Cerita Pemilu 2014 Di Pinggiran Abu dhabi

Hai pembaca setia..

Haii.. (jawab sendiri)

Baru terima dari pos

Alhamdulillah bulan July ini saya masih panjang umur, dan tahu gak sih selama dua bulan Blog ini mati suri. Ternyata masih ada aja yang main ke Blog ini dan malah ada beberapa tawaran kerja. Makanya diawal postingan ini saya pengen banget nyapa pembaca setia Blog ini, (walaupun mungkin cuma satu stengah) hihi

Ada semangat baru di bulan Ramadhan ini yang membuat saya semangat juga ngeBlognya. Ada kabar juga yang ingin saya sampaikan, beritanya juga menurut saya sih medium aja ukuranya. Walaupun emang lagi trending topic, eh sebentar trading atau trending ya ? (liat kamus).


Eh dari pada gak jelas ya, kita balik aja sesuai judul. Maaf ya pemirsa di Indonesia, saya duluan loh nyoblos presidennya. Nih saya kasih bocorannya ya di dalam kertas suara itu ternyata ada empat orang gambar manusia loh, Ada yang baju putih yaitu Prabowo dan Hatta itu, dan satunya Jokowi dan Yusuf kala, gak ada gambar lain lagi beneran deh. Saya udah bolak balik kertas suaranya gak ada tuh tim sukses masuk di dalem kertas yang bakal kita coblos itu. Percaya deh ama saya. Jadi gak usah juga ya kita termakan dengan omongan tim sukses mereka, dan jangan juga persaudaraan dan pertemanan kita jadi rusak gara-gara kita milih presiden yang beda . Ok deal ya

amplop nya masih segel ya

Oiya, sambil ngabuburit nih sambil nungguin bakwan di penggorengan, Jadi dua hari yang lalu, suami saya menjadi salah satu panitia blok yang menerima kertas suara, setiap panitia blok menerima 21 kertas suara yang harus dibagikan di dikembalikan lagi ke panitia blok.

Dalam pemilu presiden kali ini gak tahu kenapa banyak banget kekacauan dari identitas kertas suara. Misal, yang harusnya namanya warsono simun jadi warsono kanan dan blok nya sih betul berada di blok kami. Lalu beberapa nama seperti mardiana binti sitanggang merasa tidak bermarga seperti itu . Alhasil kedua orang tersebut menolak dan gak mau mencoblos . Hmmmm sebagai panitia blok yang gak di ajak rapat dan hanya menerima kertas suara langsung dari pak pos yang berwarganegara India. Saya pun bingung dan berkali-kali menelepon PPLN lokal Ruwais.

Selfie di lift  waktu nganterin kertas suara ditemenin anak bujang

 Waktu anter surat suara ke setiap rumah ditemenin si sulung, saya sih merasa seneng aja karena jadi ada kegiatan ngabuburit, sebetulnya saya juga gak masalah walau gak ada upah sama sekali, tetapi kalau yang diberi upah saja menulis data bisa sampai banyak salahnya menurut saya sih itu keterlaluan juga. Mungkin wajar saja kalau tidak digaji dari pemerintah dan cap nuhun seperti saya , tapi seharusnya para panitia coba deh double check untuk mastiin itu kertas suara sesuai KTP atau No paspor atau enggak, kasian loh ada beberapa orang yang sangat ingin menyumbangkan suaranya dan tak ingin GOLPUT tapi tidak menemukan namanya di surat suara, tahu gak sih?

"SAKITNYA ITU DI SINI"

hihihi

Sampai saat ini surat suara belum saya kumpulin semua ke panitia karena saya sendiri masih belum nyoblos, cuma suami aja yang ada namanya. Di mana di mana di mana, ku harus mencari kemana?.. Nyanyi deh.
Sedikit kritik saran buat siapapun yang nyiapin kartu suara dan apalah itu namanya, masa sih dari tahun ke tahun gak ada perubahan saya kan udah kurang lebih menjadi pemilih 12 tahun masa namanya hilang aja. Saya kan belum kirim surat kematian . Ckckckckck

Tapi ya sudahlah sebelum tanggal 9 dimana itu terakhir suara dikumpulakn lewat Pos semoga aja nama saya ketemu dan saya bisa menunaikan hak saya sebagai WNI. Oiya tapi difikir-fikir saya emang lagi bikin E-KTP setahun lalu mungkin jadi gak terdaftar, tapi di LN ini kan yang dipakai Paspor waktu pemilu legislatif aja nama saya ada kok.

E-KTP belum jadi, gak dikasih hak pilih , bea LN naik 50% Hmmmmm komplit sudah nasib saya.. Alhamdulillah Fabiayyi ala i robbikuma tukadziban saya masih dikaruniai kesehatan bisa beli baju baru, tas baru sepatu baru dan naik pesawat .