PromptChallenge Quiz: Abu-abu

 “Inna lillah! Bayi? Bayi apa? Kapan lahirnya kok tiba-tiba sudah ada jenazahnya? Kapan Rim hamil?” Mbah Mis memberondong Net dengan pertanyaan-pertanyaan yang tiba-tiba memberondong kepalanya. 

Mbah Mis terlihat syok setelah mendengar apa yang dikatakan Net. Rangkulan Mbah Mis melemah dan akhirnya tersungkur di depan tungku yang menyala.

"Gusti allah,  siapa yang tega melakukan semua ini pada Rim?"


Mbah Mis menyeka airmatanya dengan ujung kain batik yang di kenakan. Dia masih saja duduk menghadap tungku yang menyala. Kakinya lemas tak berdaya.

"Mbah, ayo toh.., kok malah duduk saja. Ayo kita lihat Rim." 

"Pakde Wito sudah menunggu di kandang."

"Net sudah bawakan baju ganti untuk Rim, badan Rim berlumuran darah, Mbah."

"Malah banyak darah yang sudah kering. Karena, semalem melahirkan nya."

Net meraih tangan Mbah Mis dan menyimpannya di pundak kanan. Tangan kiri Net mengggandeng pinggang Mbah Mis yang hanya tersisa kulit dan tulang. Mereka menuju sebuah kandang kambing yang hanya beberapa langkah dari dapur.

Mbah Mis tak kuasa melihat tubuh Rim yang berlumuran darah. Dipeluknya Rim erat. Tak ada ekspresi di raut wajah Rim, bibirnya beku dan sedikit menghitam, tatapan matanya kosong, tonjolan tulang di pipinya terlihat menyundul keluar, wajahnya berbedak daki dan darah yang mengering. 

credit

“Rim, siapa yang melakukan ini Nduk, bilang sama Mbah ? siapa?”

Nada suara Mbah Mis sedikit meninggi. Tetapi tidak ada jawaban dari Rim.  Atau entahlah.  Apa memang Rim tidak mengerti apa yang di tanyakan. Rim sesekali menatap Mbah Mis, di sentuhnya pipi Mbah Mis yang hanya berlapis kulit dan tulang , sama seperti dirinya.

Di belainya pipi Mbah Mis dengan lembut, butiran air mata yang tadi mengering pun datang kembali. Menandakan betapa pedihnya takdir yang harus dilalui Mbah Mis , kali ini sepertinya Rim mengerti apa yang terjadi. Butiran airmata mulai membasahi pipi Rim. 

“Mbah.. “ Kata itu keluar juga dari mulut hitam Rim. Mbah Mis terkejut.

“Rim, kamu sadar Nduk,? “

“kamu sadar.. ?“ Mbah Mis menggetarkan tubuh Rim, seakan tak percaya.

 

“Net,  adikmu Sadar , Net.. Net.. “ 

Suara Mbah Mis memecah kesunyian di kandang kambing itu.

 “Gusti Alloh, terimakasih cucuku sadar juga” 

Mbah Mis menghampiri Pakde Wito yang sibuk membersihkan bayi dan kandang kambing yang bercerceran darah. Sebuah kunci di serahkan oleh Pakde Wito. Mbah Mis dengan sigap membuka kunci dan rantai yang membelit kaki kurus Rim. Rim tersenyum, dan membantu Mbah Mis membuka rantai pada kakinya yang lain. Rim mengusap-ngusap kakinya yang sedikit cekung , rantai yang mengikatnya berbekas jelas di kakinya.

“Ayo Rim,  kita pindah ke kamar mu.”

“ Sudah cukup 12 tahun,  kau menghuni kandang kambing ini”

Mbah Mis mendadak kuat dan mengandeng Rim , seperti tadi Net mengandeng Mbah Mis.

*************************************************************************

 

Prompt challenge Quiz

447 word.