Prompt 42: Bunga Kertas

Flash Fiction

"Ma, ayo cepat!"

"Sebentar, Kinan mama selesaikan masaknya ya."

"Lama dong, Ma. Ayooo."

"Kinan baru pulang sekolah nanti kita buat sambil makan ya."

"Ahhh, sekarang aja." Celana abu-abuku yang  panjang sebelah terus ditariknya.

"Gini aja, Kinan nyalakan dulu komputernya lalu cari you tube dan mana gambar yang diinginkan untuk jadi tutorial."


"Oke, tapi kalau sudah ketemu Mama cepet buatin ya."

"Siap princess!" kelima jemari kananku kutempelkan di ujung alis tanda hormat. Kulihat sunggingan senyum indah diujung bibirnya. Sebuah lekukan di pipi terlihat manis. warisan lesung pipitku menempel indah di pipinya.

"Ma, sudah ketemu. Ayo sini."

Aku mendengarnya dari dapur tapi sedikit kuabaikan karena masakanku belum selesai. Lalu beberapa detik kemudian Kinan sudah berada di belakangku. Kali ini menarik bajuku dan aku menyerah.

“Owh  Ok Ok I’m coming.”
Aku ikuti Kinan dengan sedikit pincang. Sebuah kayu ku tempelkan pada ketiak.

“Ini lihat sudah ada, aku mau bunga ini ya. Yuk Mama mulai buatnya!”

Aku terpaksa menuruti kemauan malaikat kecil itu. Aku memang tidak pandai membuat origami tapi jika ada tutorial sedikit menghilangkan kesukaran itu. Berkali-kali aku klik tombol pause karena aku tidak bisa mengikuti dengan cepat dan itu memlukan waktu yang lama.

“Ahahh Kinan, bunganya sudah jadi.” Kulihat Kinan tersenyum senang.

Tutorial yang hanya beberapa menit aku habiskan hampir satu jam, karena seperti biasa bukan satu yang diminta tapi beberapa bunga dan juga gambar lainnya. Sejenak aku mencium Sesuatu terbakar. Owh Tuhan jangan biarkan itu terjadi. Aku membawa diriku secepat yang ku bisa ke dapur.  Asap mengepul. Alarm apartemen menyala.

“Kinan..”

Aku berteriak memanggil Kinan yang masih di kamar. Asap mengepung seisi ruangan. Ya Tuhan kursi rodaku berada di dapur.

270 word.