Saat Mak Latree membuka sebuah event menulis yang diadakan setiap hari jumat, saya senang, karena merasa akhirnya, tambah banyak aja media untuk menjuruskan jari jemari saya agar tetap istiqomah menulis.
Karena biasanya saya hanya menulis status FB, itu pun kadang tidak jarang hanya tulisan Gak jelas dan gak bertopik. Tapi dengan lemparan yang di berikan mak latree , saya jadi bisa memfokuskan tulisan saya pada sebuah tema. Katanya ide muncul karena terpaksa. Kali ini temanya adalah 'lampu bohlam'.
Lampu bohlam
Teringat sekitar dua puluh tahun yang lalu
Lampu bohlam adalah salah satu benda yang kami rindukan
Pegawai desa sibuk setiap hari bolak-balik kecamatan
Membawa beberapa lembar persyaratan
Mengajukan semua kepala keluarga
Untuk kepemilikan lampu bohlam di desa kami
Apa daya kuota saat itu terbatas sesempit kuota naik haji
Tak semua kepala keluarga mendapat kabar gembira
Hanya yang berupiah tebal yang akan di penuhi
Lembar demi lembar persyaratan kembali ke setiap rumah
hanya beberapa kepala yang menyanggupi
termasuk keluarga kami
Itu pun dengan catatan keterbatasan penggunaan
Tak selang berapa hari rumah kami pun menjadi remang
Karena tak semua ruangan kami isi dengan lampu bohlam
Dapur tetap dengan sinar petromak yang ternyata lebih terang
Suatu hari hujan datang
Esok hari senin, sepatu sekolah belum lah kering
Aku dan kakak ku menghangatkan sepatu kami
secara bergantian
Aku menyelesaikan lebih dulu lumayan sudah lebih kering
Tiba giliran kakak ku
Melakukan seperti yang kulakukan
Malam semakin larut mulut kami menguap bergantian
Aku meninggalkan nya sendirian
Meninggalkan dia yang menggarang sepatu warrior nya
Bau terbakar tercium dari kamarku
Samar-samar antara pulas dan tidak
Aku terkejut mengingat sesuatu
Jangan-jangan..
Kutemukan kakaku yang duduk tertidur
Dengan sepatu di tangan berada diatas sebuah petromak
Tali sepatu yang mulai menghitam
api mementik menuju lubang-lubang tali sepatu
sepatunya nyaris terbakar
Dan dia tetap tertidur
Karena biasanya saya hanya menulis status FB, itu pun kadang tidak jarang hanya tulisan Gak jelas dan gak bertopik. Tapi dengan lemparan yang di berikan mak latree , saya jadi bisa memfokuskan tulisan saya pada sebuah tema. Katanya ide muncul karena terpaksa. Kali ini temanya adalah 'lampu bohlam'.
Lampu bohlam
Teringat sekitar dua puluh tahun yang lalu
Lampu bohlam adalah salah satu benda yang kami rindukan
Pegawai desa sibuk setiap hari bolak-balik kecamatan
Membawa beberapa lembar persyaratan
Mengajukan semua kepala keluarga
Untuk kepemilikan lampu bohlam di desa kami
Apa daya kuota saat itu terbatas sesempit kuota naik haji
Tak semua kepala keluarga mendapat kabar gembira
Hanya yang berupiah tebal yang akan di penuhi
Lembar demi lembar persyaratan kembali ke setiap rumah
hanya beberapa kepala yang menyanggupi
termasuk keluarga kami
Itu pun dengan catatan keterbatasan penggunaan
Tak selang berapa hari rumah kami pun menjadi remang
Karena tak semua ruangan kami isi dengan lampu bohlam
Dapur tetap dengan sinar petromak yang ternyata lebih terang
Suatu hari hujan datang
Esok hari senin, sepatu sekolah belum lah kering
Aku dan kakak ku menghangatkan sepatu kami
secara bergantian
Aku menyelesaikan lebih dulu lumayan sudah lebih kering
Tiba giliran kakak ku
Melakukan seperti yang kulakukan
Malam semakin larut mulut kami menguap bergantian
Aku meninggalkan nya sendirian
Meninggalkan dia yang menggarang sepatu warrior nya
Bau terbakar tercium dari kamarku
Samar-samar antara pulas dan tidak
Aku terkejut mengingat sesuatu
Jangan-jangan..
Kutemukan kakaku yang duduk tertidur
Dengan sepatu di tangan berada diatas sebuah petromak
Tali sepatu yang mulai menghitam
api mementik menuju lubang-lubang tali sepatu
sepatunya nyaris terbakar
Dan dia tetap tertidur
poem cantik...lampu bohlam???kek gmn ya mbk bentuknya hihi
ReplyDeletehaduhhh blom liat tohh??
Deleteckckck haha
Mak ini formatnya apa? Cermin, ff atau puisi? Atau bebas? Ketentuannya bisa dibaca dimanakah? Sy ikuti link ke lampubohlam.bs.com ketentuan rincinya blm ada. Makasih infonya *menunggu* :)
ReplyDeleteketentuannya ada di sidebar. bebas kok. yang penting nulis :)
Deletemak klik tulisan latree yang baris pertama diatas y..
ReplyDeletelingk nya disitu.. ini format bebas
ini prosa liris yang lucu ^^
ReplyDeleteOh, ini namanya prosa ya, seperti puisi tapi ada jalan ceritanya, nice mak Hana :)
ReplyDelete