Prompt #14: Desa Berselimut Salju

Kartika Kusumastuti

"Miyako, tunggu aku!" Tomo mengejar Miyako yang menuruni gunung es dengan kecepatan tinggi.

"Tidak, sudah aku bilang jangan pernah merayuku lagi! Aku sudah tak tahan dengan kebohonganmu."

"Miyako, dengar dulu, aku dan Sasa hanya berteman. Bukannya Sasa dan kamu adalah teman baik?"

"Tapi tidak begini caranya. Aku tahu siapa Sasa, kamu orang baru disini."

"Sudahlah kalau kamu lebih memilih Sasa, aku relakan asal jangan pernah mengganggu dan menemuiku lagi! pergilah ke desa lain!"

Tomo masih berteriak, tetapi dia sudah jauh tertinggal. Miyako tahu Sasa teman baiknya, tetapi Sasa selalu iri dengan Miyako karena Miyako selalu lebih dicintai oleh penduduk kampung daripada Sasa. Karena Miyako pernah menolong seorang balita yang akan di gigit beruang.

 Miyako sudah hatam pegunungan salju yang dituruninya. Secepat apapun Tomo mengejar Miyako, pasti akan kalah. Dengan kecepatan tinggi pun dia selalu bisa melewati pohon-pohon yang menghalanginya. Miyako hafal betul pohon-pohon yang telah menemaninya sejak masih balita.

Daya ingatnya memang tajam. Dia tahu kapan harus berbelok dan kapan harus lurus. Tapi kali ini matanya tertutup sebuah kaca-kaca yang terus jatuh di pipi belangnya. Sret, Miyako berbelok ke kiri, kekanan, lurus dan "BRAKKK.."  Miyako menabrak sebuah pohon.

Tubuh Miyako jatuh di tumpukan salju yang tertutup daun-daun dan akhirnya terperosok ke dalam lubang. Dalam keadaan setengah sadar,  Miyako melihat makhluk yang mirip dengannya, menendang salju dan tanah. Perlahan kaki, badan dan mata Miyako mulai tertutupi tanah dan salju yang dingin. Miyako menjadi sesak tak bisa bergerak, tak ada udara yang memasuki rongga pernafasannya.

*********

"Miyakoo.. ?" Tomo berteriak kehilangan jejak,  kakinya berdiri di atas lubang yang sudah tertutup salju. Tomo  terengah-engah lidah tomo nampak menjulur mengatur nafas.. Di atas pohon seekor srigala lain tersenyum puas.

"Akhirnya akulah penunggu desa yang tercantik!"